Kamu ingat nggak, waktu
kita bercanda dan
tertawa bersama? Kamu
ingat nggak sewaktu kita
berjalan bersama? Kamu ingat nggak tiap kali aku bilang
kata cinta? Kamu ingatkah
saat berduaan?Ingat waktu kita bertengkar? Ingat saat
aku memohon
maaf darimu? Ingat kah
kamu? Semua hal yang
sudah pernah kita lalui?
Aku harap kamu tidak
lupa semua itu, semua
hal yang pernah terjadi
di antara kita,
perjuangan yang kita
lakukan demi mempertahankan
hubungan kita ini. Aku
harap kamu tidak lupa
betapa besar <3 cintaku
padamu.
Aku tahu ketikan ini
tidak ada aroma
romantisnya. Namun,
maaf, kamu tahu
bagaimana ketikanku. Aku
harap kamu tidak lupa akan ketikanku ini. Aku ingin kamu
memahami dengan
sempurna arti ketikan
ini agar kamu mudah
mengerti maknanya tanpa harus
mengernyitkan keningmu
untuk mengartikannya.
Aku akui, pertengkaran
kita karena ulahku,
kurang lebih. tapi aku
selalu berusaha
mengubah sifatku. Butuh
waktu lama untuk mengubah sifatku. Namun
keluhanmu, adakah aku
membantah? Coba kau tengok ke
dalam dirimu sendiri. Aku
tetap meminta maaf
kepadamu dan tak
pernah mengungkit
sifatmu sampai sekarang. Kadang aku
mengeluh,Aku
juga menangis dalam
kesendirian untuk mengobati hatiku yang
sakit karena tak mau
membebanimu.
Aku juga cukup
sabar menghadapi
semua kemarahanmu,
keegoisanmu. Yang dapat ku lakukan hanyalah diam, diam
dan diam.
Mungkin aku pernah
berkata aku jenuh
dengan hubungan kita. Namun, jenuhku
beralasan. Aku jenuh
disalahkan, aku jenuh
selalu mendengar emosi-emosimu padahal
aku bertanya dengan
baik dan sopan. <img src="img/emoticons/1.gif" border="0"/>
Kamu selalu menganggap
aku egois. Aku selalu kau
salahkan. Aku terima
karena aku tahu
pertengkaran kita hanya
emosi sementara. Aku selalu menyayangimu
walaupun kau tak sadari
itu.
Bukti apa lagi yang kau
minta? Aku tidak pernah
memilih orang lain selain
kamu. Hanya kamu yang
ada di dalam setiap
hembusan nafasku. Haruskah aku berteriak
dan mengatakan kalau
a